Senin, 21 Januari 2013

TEORI KEYNESIAN (HARROD-DOMAR) Ibu, Nove


TEORI  KEYNESIAN (HARROD-DOMAR)
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan R. F. Harrod. Domar mengemukakan teorinya tersebut pertama kali pada tahun 1947 dalam jurnal American Economic Review, sedangkan Harrod telah mengemukakannya pada
tahun 1939 dalam Economic Journal. Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua ekonom secara send iri-sendiri, tetapi karena inti teori tersebut sama, maka sekarang ini dikenal sebagai teori Harrod-Domar.
Teori Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan teori Harrod¬Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).

Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu:
1)   perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
2)  terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada.
3)  besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
4) kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR). COR dan ICOR yang tetap ini bisa dilihat pada Gambar 3.2.

Dalam teori Harrod-Domar ini, fungsi produksinya berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif). Untuk menghasilkan output sebesar Q, diperlukan modal Ki dan tenaga kerja L,, dan apabila kombinasi itu berubah maka tingkat output berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya dapat diciptakan jika stok modal sebesar K2.
Setelah mengemukakan berbagai asumsi di atas, sekarang kita membahas inti dari teori Harrod-Domar tersebut. Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok modal (K) dan output total (Y), misalnya jika 3 rupiah modal diperlukan untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar 1 rupiah, maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.








Fungsi Produksi Harrod - Domar


Hubungan tersebut, yang telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR), yaitu 3 berbanding 1. Jika kita menetapkan COR = k, rasio kecenderungan menabung (MPS) = s yang merupakan proporsi tetap dari output total, dan investasi ditentukan oleh tingkat tabungan, maka kita bisa menyusun model pertumbuhan ekonomi yang sederhana seperti berikut:

1. Tabungan (S) merupakan suatu proporsi (s) dari output total (Y), oleh karenanya kita mempunyai persamaan yang sederhana:

S  =  s.Y                                                                       (I)

2. Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal dan dilambangkan dengan (K, maka
            I  =  (K                                                             (II)

Tetapi karena stok modal (K) mempunyai hubungan langsung dengan output total (Y), seperti ditunjukkan oleh COR atau k, maka


              (IIa)

3. Akhirnya, karena tabungan total (S) harus sama dengan investasi total (I), maka

 S = I                                                                               (III)

Tetapi dari persamaan (I) di atas kita tahu bahwa S= s.Y dan dari persamaan (II) dan (Ila) kita tahu bahwa I = (K = k.(Y. Oleh karena itu, kita bisa menuliskan identitas dari tabungan yang sama dengan investasi pada persamaan (Ila) itu sebagai:

        S  =  s.Y  = k.

       s.Y = k.

dan akhirnya kita mendapatkan:


 pada persamaan (IV) menunjukkan tingkat pertumbuhan output (persentase perubahan output).
Persamaan (IV), yang merupakan persamaan Harrod-Domar yang disederhanakan, menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan output     ditentukan secara bersama oleh rasio tabungan (s) can rasio modal-output (COR = k). Secara lebih spesifik, persamaan itu menunjukkan bahwa tingka± pertumbuhan output secara positif berhubungan dengan rasio tabungan. Makin tinggi tabungan dan diinvestasikan, makin tinggi pula output. Sedangkan hubungan antara COR dengan tingkat  pertumbuhan output adalah negatif (makin besar COR, makin rendah tingkat pertumbuhan  output).
Logika ekonomi dari persamaan (IV) itu sangat sederhana. Jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian diinvestaskan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh. Tetapi tingkat pertumbuhan ekonomi yang nyata sebenarnya tergantung pada produktivitas dari investasi. Produktivitas investasi tersebut, yaitu berapa banyak tambahan investasi, bisa dihitung dengan kebalikan dari rasio modal - output (COR atau k) karena kebalikan ini (1/k) menggambarkan rasio output-modal atau rasio output- investasi. Selanjutnya dengan mengalikan tingkat investasi baru yaitu s= IN dengan produktivitasnya yaitu 1/k, akan menghasilkan tingkat kenaikan output total. Karena

 s= S/Y, dan 1/k bisa dituliskan dengan  1/   , maka s.1/k = I/Y.

Sebagai contoh perhitungan dari tingkat pertumbuhan ekonomi menurut Harrod-Domar ini adatah seperti di bawah ini;

Misalkan rasio modal-output (COR atau k) dari suatu negara adalah 3 dan rasio tabungan adalah 6 persen dari output total. Dengan menggunakan persamaan (IV) kita akan mendapatkan bahwa pertumbuhan ekonomi per tahun negara tersebut adalah 2 persen.

 =   persen


Sekarang jika tingkat tabungan sebesar 15 persen, maka pertumbuhan ekonomi negara terbentuk naik dari 2 persen menjadi 5 persen per tahun.

 =   persen

Demikianlah gambaran secara ringkas teori Keynesian yang dalam hal ini "diwakili" oleh teori Harrod-Domar.

Keterbatasan Teori Harrod-Domar
Ada beberapa kelemahan dari teori Harrod-Domar ini yang patut untuk dikemukakan yaitu:
1. MPS dan ICOR Tidak Konstan
Menurut teori ini, kecenderungan untuk menabung (MPS) dan ICOR diasumsikan konstan. Padahal kenyataannya kedua hal tersebut mungkin sekali berubah dalam jangka panjang dan ini berarti memodifikasi persyaratan-persyaratan pertumbuhan yang mantap yang diinginkan.

2. Proporsi Penggunaan Tenaga Kerja dan Modal Tidak Tetap
Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam proporsi yang tetap tidaklah dapat dipertahankan. Pada umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak lebih mulus ke arah lintasan pertumbuhan yang mantap. Dalam kenyataannya, lintasan ini tidak begitu stabil sehingga perekonomian harus mengalami inflasi kronis atau pengangguran kronis jika G tidak berhimpit dengan GW.

3. Harga Tidak akan Tetap Konstan
Model Harrod-Domar ini mengabaikan perubahan-perubahan harga pada umumnya. Padahal perubahan harga selalu terjadi di setiap waktu dan sebaliknya dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil.

4. Suku Bunga Berubah
Asumsi bahwa suku bunga tidak mengalami perubahan adalah tidak relevan dengan analisis yang bersangkutan. Suku dapat berubah dan pada akhirnya akan mempengaruhi investasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar