TEORI KEYNESIAN (HARROD-DOMAR)
Teori
pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu
Evsey Domar dan R. F. Harrod. Domar mengemukakan teorinya tersebut pertama kali
pada tahun 1947 dalam jurnal American Economic Review, sedangkan Harrod telah
mengemukakannya pada
tahun 1939
dalam Economic Journal. Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua ekonom
secara send iri-sendiri, tetapi karena inti teori tersebut sama, maka sekarang
ini dikenal sebagai teori Harrod-Domar.
Teori
Harrod-Domar itu merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan
ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang
lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang.
Sedangkan teori Harrod¬Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan
agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata
lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian
bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth).
Teori Harrod-Domar ini mempunyai
beberapa asumsi yaitu:
1)
perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan
barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
2) terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah
tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri
tidak ada.
3) besarnya tabungan masyarakat adalah
proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan
dimulai dari titik nol.
4)
kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya
tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan
rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR). COR dan ICOR
yang tetap ini bisa dilihat pada Gambar 3.2.
Dalam teori Harrod-Domar ini, fungsi produksinya
berbentuk L karena sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output
tertentu (modal dan tenaga kerja tidak substitutif). Untuk menghasilkan output
sebesar Q, diperlukan modal Ki dan tenaga kerja L,, dan apabila kombinasi itu
berubah maka tingkat output berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya
dapat diciptakan jika stok modal sebesar K2.
Setelah mengemukakan berbagai asumsi di atas, sekarang
kita membahas inti dari teori Harrod-Domar tersebut. Menurut Harrod-Domar,
setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan
nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung,
peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk menumbuhkan perekonomian
tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika
kita menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya
stok modal (K) dan output total (Y), misalnya jika 3 rupiah modal diperlukan
untuk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar 1 rupiah, maka setiap tambahan
bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output
total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.
Fungsi
Produksi Harrod - Domar
Hubungan tersebut, yang telah kita kenal dengan
istilah rasio modal-output (COR), yaitu 3 berbanding 1. Jika kita menetapkan
COR = k, rasio kecenderungan menabung (MPS) = s yang merupakan proporsi tetap
dari output total, dan investasi ditentukan oleh tingkat tabungan, maka kita
bisa menyusun model pertumbuhan ekonomi yang sederhana seperti berikut:
1. Tabungan
(S) merupakan suatu proporsi (s) dari output total (Y), oleh karenanya kita
mempunyai persamaan yang sederhana:
S = s.Y (I)
2. Investasi
(I) didefinisikan sebagai perubahan stok modal dan dilambangkan dengan (K, maka
I = (K (II)
Tetapi karena stok modal (K) mempunyai hubungan
langsung dengan output total (Y), seperti ditunjukkan oleh COR atau k, maka
3. Akhirnya, karena tabungan total (S) harus sama
dengan investasi total (I), maka
S = I
(III)
Tetapi dari persamaan (I) di atas kita tahu bahwa S=
s.Y dan dari persamaan (II) dan (Ila) kita tahu bahwa I = (K = k.(Y. Oleh
karena itu, kita bisa menuliskan identitas dari tabungan yang sama dengan
investasi pada persamaan (Ila) itu sebagai:
S
= s.Y = k.
s.Y = k.
dan akhirnya kita mendapatkan:
Persamaan (IV), yang merupakan persamaan Harrod-Domar
yang disederhanakan, menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan output
ditentukan secara bersama oleh
rasio tabungan (s) can rasio modal-output (COR = k). Secara lebih spesifik,
persamaan itu menunjukkan bahwa tingka± pertumbuhan output secara positif
berhubungan dengan rasio tabungan. Makin tinggi tabungan dan diinvestasikan,
makin tinggi pula output. Sedangkan hubungan antara COR dengan tingkat pertumbuhan output adalah negatif (makin
besar COR, makin rendah tingkat pertumbuhan
output).
Logika ekonomi dari persamaan (IV) itu sangat
sederhana. Jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan
suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan
kemudian diinvestaskan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh. Tetapi
tingkat pertumbuhan ekonomi yang nyata sebenarnya tergantung pada produktivitas
dari investasi. Produktivitas investasi tersebut, yaitu berapa banyak tambahan
investasi, bisa dihitung dengan kebalikan dari rasio modal - output (COR atau
k) karena kebalikan ini (1/k) menggambarkan rasio output-modal atau rasio
output- investasi. Selanjutnya dengan mengalikan tingkat investasi baru yaitu
s= IN dengan produktivitasnya yaitu 1/k, akan menghasilkan tingkat kenaikan
output total. Karena
s= S/Y, dan 1/k bisa dituliskan dengan 1/
, maka s.1/k = I/Y.
Sebagai
contoh perhitungan dari tingkat pertumbuhan ekonomi menurut Harrod-Domar ini
adatah seperti di bawah ini;
Misalkan rasio modal-output (COR atau k) dari suatu
negara adalah 3 dan rasio tabungan adalah 6 persen dari output total. Dengan
menggunakan persamaan (IV) kita akan mendapatkan bahwa pertumbuhan ekonomi per
tahun negara tersebut adalah 2 persen.
Sekarang jika tingkat tabungan sebesar 15 persen, maka
pertumbuhan ekonomi negara terbentuk naik dari 2 persen menjadi 5 persen per
tahun.
Demikianlah gambaran secara ringkas teori Keynesian
yang dalam hal ini "diwakili" oleh teori Harrod-Domar.
Keterbatasan
Teori Harrod-Domar
Ada beberapa kelemahan dari teori Harrod-Domar ini
yang patut untuk dikemukakan yaitu:
1. MPS dan
ICOR Tidak Konstan
Menurut teori ini, kecenderungan
untuk menabung (MPS) dan ICOR diasumsikan konstan. Padahal kenyataannya kedua
hal tersebut mungkin sekali berubah dalam jangka panjang dan ini berarti
memodifikasi persyaratan-persyaratan pertumbuhan yang mantap yang diinginkan.
2. Proporsi
Penggunaan Tenaga Kerja dan Modal Tidak Tetap
Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal
dipergunakan dalam proporsi yang tetap tidaklah dapat dipertahankan. Pada
umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak
lebih mulus ke arah lintasan pertumbuhan yang mantap. Dalam kenyataannya,
lintasan ini tidak begitu stabil sehingga perekonomian harus mengalami inflasi
kronis atau pengangguran kronis jika G tidak berhimpit dengan GW.
3. Harga
Tidak akan Tetap Konstan
Model Harrod-Domar ini mengabaikan
perubahan-perubahan harga pada umumnya. Padahal perubahan harga selalu terjadi
di setiap waktu dan sebaliknya dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil.
4. Suku
Bunga Berubah
Asumsi bahwa suku bunga tidak
mengalami perubahan adalah tidak relevan dengan analisis yang bersangkutan. Suku dapat
berubah dan pada akhirnya akan mempengaruhi investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar