A. MAZHAB HISTORISMUS
Mazhab Historismus ini melihat pembangunan ekonomi berdasarkan
suatu pola pendekatan yang berpangkal pada perspektif sejarah. Fenomena ekonomi adalah produk perkembangan menyeluruh dan
dalam tahap tertentu dalam perjalanan sejarah. Mazhab ini mendominasi pemikiran
ekonomi di Jerman selama abad XIX sampai awal XX.
A.1. FRIEDRICH LIST (Cara Produksi)
List dipandang sebagai pelopor yang meletakkan
landasan bagi pertumbuhan pemikiran ekonomi mazhab Historismus ini. Menurut
List, sistem liberalisme yang laissez-faire dapat menjamin alokasi sumberdaya
secara optimal. Perkembangan ekonomi sebenarnya tergantung pada peranan
pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan. Perkembangan ekonomi
hanya akan terjadi, jika dalam
masyarakat ada kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan
perorangan.
Perkembangan ekonomi, menurut List, melalui 5 tahap
yaitu tahap primitif, beternak,
pertanian, pertanian dan industri pengolahan (manufacturing), dan akhirnya
pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.
Pendekatan List dalam menentukan tahap-tahap
perkembangan ekonomi tersebut berdasarkan pada "cara
produksi"nya.
Selain itu, List juga berpendapat bahwa daerah-daerah
beriklim sedang paling cocok untuk pengembangan industri, karena adanya
kepadatan penduduk yang sedang yang merupakan pasar yang cukup memadai.
Sedangkan daerah tropis kurang cocok untuk industri karena pada umumnya daerah
tersebut berpenduduk sangat padat dan pertanian masih kurang efisien.
A.2. BRUNO HILDEBRAND (Cara
Distribusi)
Pemikiran Hildebrand selalu menekankan evolusi dalam
perekonomian masyarakat. Sebagai kritiknya terhadap List, Hildebrand mengatakan
bahwa perkembangan ekonomi bukan
didasarkan pada "cara produksi" ataupun "cara konsumsi",
tetapi pada "cara
distribusi" yang digunakan. Oleh karena itu ia mengemukakan 3
sistem distribusi yaitu:
1. Perekonomian Barter (natura)
2. Perekonomian Uang
3. Perekonomian Kredit
Sayangnya,
Hildebrand tidak menjelaskan proses perkembangan dari tahap tertentu ke tahap
berikutnya. Selain itu, Hildebrand juga ternyata tidak memberi sumbangan yang
berarti terhadap peralatan analitis di bidang ilmu ekonomi.
A.3. KARL BUCHER (Produksi &
Distribusi)
Pendapat
Bucher merupakan sintesa dari pendapat List dan Hildebrand. Menurut Bucher,
perkembangan ekonomi melalui 3 tahap yaitu:
1. Produksi untuk kebutuhan sendiri (subsistem)
2. Perekonomian kota di mana pertukaran sudah meluas .
3. Perekonomian nasional di mana peran pedagang
menjadi semakin penting.
A.4. W. W. ROSTOW
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat
populer dan paling banyak mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya
merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956) dan
kemudian dikembangkannya lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of
Economic Growth (1960). Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini
dikelompokkan ke dalam model jenjang linear (linear stages mode/).
Menurut
Rostow, proses pembancunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap :
1)
Masyarakat
tradisional (the traditional society),
2)
Prasyarat
untuk tinggal landas (the preconditions for take-off),
3)
Tinggal
landas (the take-off),
4)
Menuju
kekedewasaan (the drive to maturity), dan
5)
Masa
konsumsi tinggi (the age of high mass-consumption)
Dasar pembedaan tahap pembangunan
ekonomi menjadi 5 tahap tersebut adalah:
1)
Karakteristik
perubahan keadaan ekonomi,
2)
sosial, dan
3)
politik,
yang terjadi.
Menurut Rostow, pembangunan ekonomi atau proses
transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat moderen merupakan
suatu proses yang multidimensional. Pembangunan ekonomi bukan hanya berarti
perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditunjukkan oleh menurunnya
peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri saja.
Menurut
Rostow, disamping perubahan seperti itu, pembangunan ekonomi berarti pula
sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain:
(1)
perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada mulanya
berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi ke luar.
(2)
perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari
menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil.
(3) perubahan
dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan investasi yang tidak
produktif (menumpuk emas, membeli rumah, dan sebagainya) menjadi investasi yang
produktif.
(4)
perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi kurang merangsang
pembangunan ekonomi (misalnya penghargaan terhadap waktu, penghargaan terhadap
pertasi perorangan dan sebagainya).
1) Masyakarat Tradisional
Masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang
ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif (yang didasarkan pada ilmu
dan teknologi pra-Newton) dan cara hidup masyarakat yang masih sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut
telah turun temurun. Tingkat produktivitas per pekerja masih rendah, oleh
karena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan sektor
pertanian. Dalam sektor pertanian ini, struktur sosialnya bersifat hirarkhis
yaitu mobilitas vertikal anggota masyarakat dalam struktur sosial
kemungkinannya sangat kecil. Maksudnya adalah bahwa kedudukan seseorang dalam
masyarakat tidak akan berbeda dengan nenek moyangnya.
Sementara itu kegiatan politik dan pemerintah pada
masa ini digambarkan Rostow dengan adanya kenyataan bahwa walaupun
kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, tetapi pusat kekuasaan
politik di daerah-daerah berada di tangan para tuan tanah yang ada di daerah
tersebut. Kebijaksanaan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan para
tuan tanah di daerah tersebut.
2) Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan
Rostow sebagai suatu masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya
untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (selfsustained growth).
Menurut Rostow, pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi
secara otomatis.
Tahap
prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak.
1)
Pertama
adalah tahap prasyarat lepas landas yang dialami oleh negara-negara Eropa,
Asia, Timur Tengah, dan Afrika, di mana tahap ini dicapai dengan perombakan
masyarakat tradisional yang sudah lama ada.
2)
Kedua adalah
tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai oleh negara-negara yang born free
(menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, di
mana negara¬negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak
sistem masyarakat yang tradisional. Hal ini disebabkan oleh sifat dari
masyarakat negara-negara tersebut yang terdiri dari imigran yang telah
mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk tahap
prasyarat tinggal landas.
Seperti telah diungkapkan di muka, Rostow sangat
menekankan perlunya perubahan¬perubahan yang multidimensional, karena ia talk
yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan dapat
dengan mudah diciptakan hanya jika jumlah tabungan ditingkatkan. Menurut
pendapat tersebut tingkat tabungan yang tinggi akan mengakibatkan tiangkat
investasi tinggi pula sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan
oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun menurut Rostow pertumbuhan ekonomi
hanya akan tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan itulah yang akan memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan
can penggunaan tabungan itu sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan yang dimaksudkan Rostow misalnya
kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan moderen dan membuat
penemuan-penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi. Disamping itu harus
ada pula orang-orang yang menggunakan penemuan baru tersebut untuk memodernisir
cara produksi dan harus didukung pula dengan adanya kelompok masyarakat yang
menciptakan tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta (entrepreneurs) yang
inovatif untuk meningkatkan produksi dan menaikkan produktivitas. Singkatnya,
kenaikan investasi yang akan menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat
dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung kepada kenaikan tingkat tabungan,
tetapi juga kepada perubahan radikal dalam sikap masyarakat terhadap ilmu
pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko, dan sebagainya.
Selain hal-hal di atas, Rostow menekankan pula bahwa
kenaikan tingkat investasi hanya mungkin tercipta jika terjadi perubahan dalam
struktur ekonomi. Kemajuan di sektor pertanian, pertambangan, dan prasarana
harus terjadi bersama-sama dengan proses peningkatan investasi. Pembangunan
ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor
pertanian dan perkembangan di sektor pertambangan.
Menurut Rostow, kemajuan sektor pertanian mempunyai
peranan penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas.
Sementara itu pembangunan prasarana, menurut Rostow, bisa menghabiskan sebagian
besar dari dana investasi. Investasi di bidang prasarana ini mempunyai 3 ciri
yaitu tenggang waktu antara pembangunannya dan pemetikan hasilnya (gestation
period) sangat lama, pembangun¬annya harus dilakukan secara besar-besaran
sehingga memerlukan biaya yang banyak, dan manfaat pembangunannya dirasakan
oleh masyarakat banyak. Berdasarkan sifatnya ini, maka pembangunan prasarana
terutama sekali harus dilakukan pemerintah.
Selain hal-hal yang diungkapkan di atas, Rostow juga
menunjukkan bentuk perubahan dalam kepemimpinan pemerintahan dari masyarakat
yang mengalami transisi. Untuk menjamin terciptanya pembangunan yang teratur,
suatu kepemimpinan baru haruslah mempunyai sifat nasionalisme yang reaktif
(reactive nationalism) yaitu bereaksi secara positif atas tekanan¬tekanan dari
negara maju. Rostow yakin bahwa tanpa adanya tekanan atau hinaan dari
negara¬negara maju, modernisasi yang terjad Tahap Tinggal Landas
3)
Tahap tinggal landas,
pertumbuhan
ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis
dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat
dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai akibat dari
perubahan¬perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan
peningkatan investasi. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju
pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.
Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar.
Menurut taksiran
Rostow, masa tinggal landas di beberapa negara adalah seperti tampak pada Tabel
di bawah ini.
Inggris 1783 - 1802 Industri tekstil
Perancis 1830 -1860 Jaringan jalan kereta api
Belgia 1833 -1860 -
Amerika
Serikat 1843 -1860 Jaringan jalan kereta api
Jerman 1850 -1873 Jaringan jalan kereta api
Swedia 1868- 1890 Industri kayu
Jepang 1878 -1900 Industri sutera
Rusia 1890 -1914 Jaringan jalan kereta api
Kanada 1896 -1914 Jaringan jalan kereta api
Argentina 1935 Industri
substitusi impor
Turki 1937 -
India 1952 -
Cina Komunis
1952 -
Dari Tabel
di atas bisa disimpulkan bahwa:
1)
sebagian besar negara Barat mencapai masa tinggal landas pada abad yang
lalu, kecuali Inggris, yang sudah mencapainya seabad sebelumnya.
2) masa tinggal landas itu berkisar antara 20 -
30 tahun.
Rostow
mengemukakan 3 ciri utama dan negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal
landas yaitu:
1.
Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang
menjadi 10 persen dari Produk Nasional Bersih (Net National Product= NNP).
2.
Terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan
tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
3.
Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang
bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Di sini juga
termasuk kemampuan negara tersebut untuk mengerahkan sumber-sumber modal dalam
negeri, karena kenaikan tabungan dalam negeri peranannya besar sekali dalam
menciptakan tahap lepas landas. Inggris dan Jepang, misalnya mencapai masa tinggal
landas tanpa mengimpor modal (bantuan luar negeri) sama sekali.
Menurut
Rostow perkembangan sektor pemimpin
(leading sector) berbeda¬beda untuk setiap negara. Di Inggris, tekstil katun
merupakan sektor pemimpin pada masa tinggal landasnya, sedangkan perkembangan
jaringan jalan kereta api memegang peranan yang sama di Amerika Serikat,
Perancis, Jerman, Kanada, dan Rusia. Di Swedia, sektor pemimpin adalah industri kayu, di
Jepang sutera, dan Argentina adalah industri substitusi impor barang-barang
konsumsi.
Berdasarkan
pada kenyataan tersebut, Rostow mengambil kesimpulan bahwa untuk mencapai tahap
tinggal landas tidak satu sektor ekonomipun yang baku untuk semua negara yang
bisa menciptakan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, suatu negara tertentu
tidak bisa hanya sekadar mencontoh pola perkembangan sektor pemimpin
negara-negara lain. Namun demikian, ada 4 faktor penting yang harus diperhatikan dalam
menciptakan sektor pemimpin yaitu:
1. Harus ada
kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi yang
mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.
2. Dalam sektor tersebut harus dikembangkan
teknik produksi yang modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas.
3. Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan
para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai
pembangunan sektor pemimpin.
4.
Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa
menciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi
sektor-sektor lain.
4) Tahap Menuju Kekedewasaan
Tahap menuju kedewasaan ini diartikan Rostow sebagai
masa di mana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi moderen pada
hampir semua kegiatan produksi. Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan
muncul menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran.
Sektor-sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkem¬bangan
teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan
juga oleh kebijaksanaan pemerintah.
Dalam menganalisis karakteristik tahap menuju ke
kedewasaan, Rostow menekankan analisisnya kepada corak perubahan sektor-sektor
pemimpin di beberapa negara yang sekarang sudah maju. la juga menunjukkan bahwa
di tiap-tiap negara tersebutjenis¬jenis sektor pemimpin pada tahap sesudah
tinggal landas adalah berbeda dengan yang ada pada tahap tinggal landas. Di Inggris,
misalnya, industri tekstil yang telah mempelopori pembangunan pada tahap
tinggal landas telah digantikan oleh industri besi, batu bara dan peralatan
teknik berat. Sedangkan di Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman di mana
pembangunanjaringanjalan kereta api memegang peranan penting pada tahap tinggal
landas, telah digantikan oleh industri baja dan industri peralatan berat pada
tahap menuju ke kedewasaan.
Selanjutnya
Rostow mengemukakan pula karakteristik non-ekonomis dari masyarakat yang teiah
mencapai tahap menuju ke kedewasaan sebagai berikut:
1. Struktur
dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan. Peranan sektor industri semakin
penting, sedangkan sektor pertanian menurun.
2.
Sifat kepemimpinan dalam perusahaan mengalami perubahan. Peranan manajer
professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha-pemilik.
3. Kritik-kritik
terhadap industrialisasi mulai muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan
terhadap dampak industrialisasi.
5) Tahap Konsumsi Tinggi
Tahap konsumsi tinggi ini merupakan tahap terakhir
dari teori pembangunan ekonomi Rostow. Pada tahap ini perhatian masyarakat
telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan
kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi.
Pada tahap
ini ada 3 macam tujuan masyarakat (negara) yaitu:
1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar
negeri dan kecenderungan ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa
lain.
2.
Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) dengan cara mengusahakan
terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang
progresif.
3. Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi
kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) menjadi meliputi pula
barang-barang konsumsi tahan lama dan barang-barang mewah.
Beberapa
Kritik terhadap Teori Rostow
Beberapa
kritik yang muncul terhadap teori Rostow ini antara lain berkaitan dengan adanya tumpang tindih tahapan, periode
jangka waktu tahap tinggal landas yang meragukan, adanya masyarakat yang tidak
melalui tahap tradisional.
MAZHAB ANALITIS
Teori-teori pembangunan ekonomi yang termasuk dalam
mazhab ini berusaha mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan
taat-asas (konsisten), tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan
kepada aspek empiris (historis)nya. Kecenderungan semacam ini tampak lebih
jelas dalam teori-teori pertumbuhan "moderen".
Mazhab analitis terusannya mana mba?
BalasHapus